Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis.Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial. Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan, Inilah dasar dari marxisme.
Pengaruh Marxisme
Sejarah Munculnya Ideologi Marxisme
Ideologi Marxisme tidak bisa dilepaskan dari tokoh
utamanya yakni Karl Marx. Berawal dari abad ke-19 dimana keadaan buruh di Eropa
Barat yang menyedihkan dimana pada saat itu kemajuan industri berkembang dengan
pesat menimbulkan keadaan sosial yang sangat merugikan bagi kaum buruh.
Pemikiran ini bukan saja menjadi inspirasi dasar “Marxisme” sebagai ideologi
perjuangan kaum buruh, bukan saja menjadi komponen inti dalam ideologi
komunisme (Magnis dan Suseno, 2003: 3). Berlandaskan masalah tersebut Karl Marx
menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah karena
itu pasti terlaksana.
Sebenarnya sejak di bangku perkuliahan Karl Max menekuni
bidang politik yang dianggap radikal. Dalam menyususn teori mengenai
perkembangan masyarakat ia sangat tertarik dengan gagasan filsuf Jerman George
Hegel (1170-1831) mengenai dialektik. Filsafat Hegel dimanfaatkan oleh Karl
Marx untuk mengubah masyarakat secara radikal. Marxisme merupakan bentuk protes
Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan
uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat
menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara
hasil keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang
harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini
timbul karena adanya “kepemilikan pribadi” dan penguasaan kekayaan yang
didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx
berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila
kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan
menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme (Supardan, 2008: 334).
Ideologi Marxisme lahir sebagai bentuk motivasi kepada
kaum buruh. Dimana Karl Marx mengharapkan sikap netral dari ilmu pengetahuan
dalam masyarakat kalangan bawah (buruh). Menurut Marx perkembangan dialektis terjadi
dalam struktur bawah dari masyarakat, yang kemudian menggerakkan struktur yang
berada di atasnya. Dalam usaha untuk mencapai masyarakat yang komunis, kaum
poletar mempunyai peranan penting karena mereka berhak merebut kekuasaan dari
tangan kapitalis, mengambil alih segala alat produksi dan melalui tahap
transisi yang dinamakan dictator proletariat maka tercapailah masyarakat yang
komunis. Menurut Marx pertarungan antara kaum kapitalis dengan kaum proletar
akan merupakan pertentangan kelas yang terakhir dan berkahir gerak dialektis.
Masyarakat komunis yang dicita-citakan Marx merupakan masyarakat
yang tidak ada kelas sosial dalam struktur masyarakatnya, dimana manusia
dibebaskan keterkaitannya kepada milik pribadi, dan di mana tidak ada unsur
eksploitasi, penindasan serta paksaan. Dukungan terbesar kepada Marx terbesar
berasal dari suatu Negara yang industrinya baru setengah berkembang yakni
Rusia. Gagasan-gagasan Marx djadikan pola untuk membentuk masyarakat baru atas
runtuhnya masyarakat lama melalui sebuah revolusi. Untuk keperluan itu gagasan
Marx perlu untuk disesuaikan dengan masyarakat yang tingkat industrialisasinya
belum terlalu tinggi dimana disesuaikan dengan kondisi politik dan social abad
ke-20. Maka gagasan Marx telah diberikan tafsiran khusus yang dinamakan dengan
Marxisme.
Ajaran Marx di bakukan menjadi Marxisme oleh Friedrich
Engels dan Karl Kautsky. Dalam pembakuan ini ajaran Marx yang sebenarnya rumit
adan sulit dimengerti di sederhanakan agar cocok sebagai ideologi perjuangan
kaum buruh. George Lucas menegaskan bahwa adukan Engels dan Kautsky itu
menyimpang dari apa yang sebenarnya di maksudkan oleh Marx, pembakuan ini
mencapai puncak ketika partai komunis Rusia di bawah Lenin melakukan revolusi
pada Oktober 1917 dan mengkonstatir Marxisme Lenimisme sebagai ideologi resmi
ajaran komunis.Macam-macam Ideologi Marxisme
1. Marxisme Ortodoks
Marxisme sebagai suatu pandangan dunia yang sistematis
dan komprehensif baru muncul setelah Marx wafat, dan sesudah munculnya karya
tiga tokoh: Friederich Engels (1820-1895); teman dekat Marx, Karl Kautsky
(1854-1938), “Paus” sosialisme Jerman; dan Georgi Plekhanov (1856-1918),
teoritikus gerakan resmi Marxis Rusia (Femia, Josep V, 2004: 147). Engels
memberikan sumbangan pemikiran terhadap Marxisme merupakan penyebab terjadinya
kontroversi. Engels bekerja sama dengan Marx dalam sejumlah karya, dan kaum Marxis
Ortodoks menganggapnya sebagai sekutu Marx yang setia dan membantu menyebarkan
ide-ide utamanya. Namun banyak pengamat yang menemukan perbedaan antara
pemikiran Engels dengan Marx, Engels lebih deterministik daripada Marx.Engels
bersama Kautsky dan Plekhanov, ingin mereduksi semua fakta psikologis menjadi
fakta fisik. Dalam pendangan mereka tidak ada perbedaan kualitatif antara akal
dan materi. Namun, materialisme dialektis tidak dapat dicampuradukkan dengan
apa yang disebut dengan kaum Marxis sebagai materialisme “borjuis” yang juga mereduksi akal menjadi materi.
Marxisme seperti yang dipahami Engels (kemudian
kautsky dan plekhanov), adalah suatu sintesis besar yang dimaksudkan
menjelaskan segala sesuatu dari tingkat biologi yang paling mendasar sampai
tingkat sejarah manusia (Richard,Bellany,2004: 149). Bagi
kaum Marxis Ortodoks, keselamatan tidak datang melalui aksi, tetapi melalui
berkah. Meskipun demikian pembentukan Marxisme sebagai pandangan dunia yang
khas dan menyeluruh bertepatan dengan zaman keemasan politik sosialis yang
merentang sejak 1890 sampai meletusnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
Inilah era kedua suatu federasi multinasional
partai-partai dan serikat-serikat buruh yang longgar yang bekerja
sendiri-sendiri namun disatukan oleh keyakinan mereka terhadap sosialisme.
Kendati tradisi-tradisi sosialisme non-Marxis masih menunjukkan pengaruh
(anarkisme di Prancis dan italia utilitarisnisme di Inggris raya, tradisi
Marxismelah yang menonjol sebagai kredo utama gerakan itu. Sepanjang keberadaannya
Internasional kedua didominasi oleh kaum sosialis Jerman yang partainya (SPD)
menjadi partai terbesar di Jerman. Pemikiran SPD disimbolkan dalam program
Erfurt pada 1891.
2. Marxisme Hegelian
Dengan menulis setelah revolusi Rusia, Lukacs Gramsci
menyimbulkan bahwa perwujudan “hakikat” revolusi Marxisme memerlukan
ditinggalkannya determinisme fatalistik yang telah mendorong kaum Marxis untuk
melihat sosialisme sebagai anugerah dari langit, atau lebih tepatnya “sejarah”
yang tidak tergantung kepada pilihan bebas manusia. kritik terhadap Marxisme
pasif ini melibatkan pengungkapan kembali idealisme Hegelian dengan penekaan
kepada kesadaran atau subjektifitas. Bagi mereka, sumbangan besar filsafat Marx
terletak pada perpaduan sempurna antara kreativitas manusia dan materialistas
sosioekonomi.
Gramsci dan
Lukacs, dalam mempertahankan penekanan pada kreativitas manusia, melihat
Marxisme sebagai filsafat humanistik yang bertujuan menciptakan pencerahan
budaya di mana kebebasan dan pengembangan diri menjadi hak asasi semua manusia.
Dua pendukung Marxisme Hegelian tersebut sebenarnya berbeda dalam beberapa
persoalan penting. Meskipun menolak determinisme mekanis, Lukacs tidak melihat
masa depan sebagai sesuatu yang terbuka pada pelbagai kemungkinan kejadian.
Perbedaan lain antara antara Gramsci dan Lukacs
berkenaan dengan pandangan mereka terhadap masyarakat masa depan. Sebagaimana
kaum Marxis ortodoks, Gramsci adalah seorang produktivitas yang ingin menata
faktor-faktor produksi sejalan dengan prinsip optimalitas, yakni rasionalisasi
dan mekanisasi proses produksi.
3. Marxisme dalam Praktis
Lantaran kaum Marxis juga komunis dalam arti bahwa
mereka membahayakan masa depan yang ideal berupa sorga komunal, rezim-rezim
revolusioner yang terbentuk di Rusia dan negara-negara lain dikenal dengan
rezim komunis meskipun komunisme adalah tujuan jangka panjang mereka, bukan
gambaran kenyataan yang sesungguhnya. Sehingga, komunisme dalam pengertian
biasa mengacu pada pelembagaan Marxisme atau varian Leninis sebagai instrumen kekuasaan
yang lalim. Jarak antara kominisme (dalam praktis) dan komunisme (pandangan
Marx tentang emansipasi universal) sangatlah jauh sehingga menggerakkan
kalangan Marxis untuk membebaskan Marx dari tanggung jawab apapun atas praktik
komunisme.
Kalangan Marxis Ortodoks memperingatkan Lenin
tentang bahwa revolusi prematur dalam apa yang yang kemudian menjadi Uni
Soviet. Selain itu, mereka memperkirakan bahwa pendekatan Lenin yang elitis
yang berasumsi bahwa cendikiawan Marxis lebih mengerti kepentingan buruh
daripada buruh itu sendiri akan menciptakan kediktatoran atas kaum proletar,
bukan dari kaum ploletar. Betapapun ganjilnya tirani Stalin, ia berhati-hati
untuk memberikan pembenaran ilmiah yang palsu. Ia tidak hanya mengabaikan,
tetapi juga menekan tema dan tulisan humanistik Marx. Doktrin sepenuhnya tunduk
pada tujuan tujuan melegitimasi dan mengagungkan rezim. Apabila kalangan Marxis
Hegelian menekankan manusia sang pencipta apa yang dinamakan Stalin sebagai
Marxisme-Leninisme menafsirkan manusia sebagai korban tak berdaya dari
kekuatan-kekuatan sosial yang tidak terkontrol.
0 Komentar untuk "Pengertian Marxisme"
Silahkan berkomentar dengan sopan dan bijak sesuai dengan tema artikel dan pastinya
NO SPAM NO SARA AND NO LIVE LINK ALLOWED... okk ;-)